Skip to main content
Artikel

Kesehatan Mental untuk Pecandu

Dibaca: 7 Oleh 10 Okt 2020Tidak ada komentar
Badan Narkotika Nasional
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Umi Nur Kivtiyah – 10 Oktober 2020, merupakan peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day. Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati setiap tahun pada 10 Oktober. Situasi pandemi saat ini, membuat pembahasan tentang kesehatan mental menjadi perbincangan menarik. Dengan segala perubahan yang terjadi karena pandemi virus corona, masyarakat dunia perlu menyesuaikan diri. Situasi yang terkadang memengaruhi situasi psikologis yang bisa berdampak pada kesehatan mental.

Apa itu kesehatan mental dan apa saja yang perlu kita ketahui?  Dilansir dari Medical News Today, 13 April 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi mental yang tidak adanya gangguan atau kecacatan mental. Disebutkan pula, puncak kesehatan mental tidak hanya tentang menghindari kondisi aktif, tetapi juga menjaga kesehatan dan kebahagiaan yang berkelanjutan. Kesehatan mental mengacu pada kesejahteraan kognitif, perilaku, dan emosional. Hal inilah yang mengatur bagaimana cara orang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Selain itu, kesehatan mental juga dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari, hubungan atau relasi, dan kesehatan fisik. Misalnya, orang yang mengalami gangguan kesehatan mental bisa stress, depresi, dan merasakan kecemasan yang dapat memengaruhi kesehatan mental serta mengganggu rutinitas seseorang. Oleh karena itu, dengan menjaga kesehatan mental, seseorang akan lebih menikmati hidup. Ia dapat memperoleh keseimbangan antara aktivitas hidup, tanggung jawab, dan upaya mencapai ketahanan psikologis.

Penggunaan beberapa obat secara kronis dapat menyebabkan perubahan jangka pendek dan jangka panjang bagi otak, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental bagi para pengguna pecandu narkoba termasuk paranoia, depresi, kecemasan, agresi, halusinasi, dan masalah lainnya.

Efek psikis dari kecanduan narkoba datang dari alasan pengguna pecandu narkoba, serta perubahan yan terjadi di otak begitu seseorang menjadi pecandu narkoba. Pada awalnya, banyak orang mulai menggunakan obat-obatan untuk mengatasi rasa stres atau rasa sakit.

Efek dari kecanduan narkoba adalah terciptanya suatu siklus di mana dan kapan pun pengguna menghadapi rasa stres atau sakit, mereka merasa perlu untuk menggunakan obat tersebut. Banyak orang yang kecanduan terhadap narkotika dan juga didiagnosis mederita kelainan mental lain dan sebaliknya.

Dibandingkan dengan populasi umum, orang yang kecanduan terhadap narkoba kira-kira dua kali lebih memungkinkan menderita gangguan anxiety atau kecemasan berlebihan. Meskipun gangguan penggunaan narkoba umumnya terjadi dengan penyakit mental. Jadi, inilah obat-obatan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental

Debat yang cukup besar telah mengelilingi potensi bahaya dari kokain, karena banyak orang terus menggunakan obat tersebut berdasarkan reaksi tanpa melaporkan masalah. Risiko kesehatan penggunaan kokain termasuk sejumlah komplikasi medis, seperti gangguan kardiovaskular atau pernapasan, yang dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian.

Penggunaan kokain akut dapat menyebabkan efek yang diinginkan dari euphoria, kepercayaan diri, peningkatan perhatian, berkurangnya nafsu makan, kurang kelelahan. Tetapi juga dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan seperti kecemasan dan paranioa, perilaku egosentris, disforia, anoreksia, dan delusi. Setelah penarikan kokain, gejala yang khas adalah anhedonia. Ketergantungan kokain yang lebih besar dikaitkan dengan gejala depresi yang lebih parah setelah penarikan.

Banyak dari kita yang harus merenungkan kembali mengenai masalah kecanduan. Kita biasanya mengingatkan kecanduan dengan lemahnya iman dan mengendalian diri. Namun, alasan sebenarnya di balik keputusan mereka untuk menggunakan narkoba jauh lebih kompleks dari hanya sekedar rusaknya moral.

Kurangnya pemahaman tentang apa yang menjadi faktor risiko dan penyebab seseorang menjadi pecandu narkoba membuat banyak orang terbutakan oleh prasangka. Seseorang yang jatuh dalam jerat candu tidak berdaya untuk mengendalikan hasrat dan perilakunya. Itulah sebabnya mengapa orang yang sedang berusaha lepas dari kecanduan perlu mendapatkan dukungan dan kasih sayang, bukan dikucilkan atau dihakimi.

Untuk itu Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia menyediakan layanan Rehabilitasi bagi para pecandu narkoba. Diharapkan dengan mengikuti layanan rehabilitasi ini akan mengembalikan kesehatan jiwa para pecandu, supaya mereka bisa kembali melakukan kehidupan sehari-hari sebagaimana layaknya masyarakat umum.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel