
Umi Nur Kivtiyah – Setelah berhenti mengosumsi narkoba, ada beberapa cara untuk detoksifikasi tubuh Anda. Apa saja cara detoks narkoba yang tepat? Mengutip artikel dari dr. Jessica Florencia, Sp.PK
Zat berbahaya bagi tubuh sebetulnya “akrab” dengan kehidupan sehari-hari. Zat-zat tersebut dapat dinetralkan dan dibuang sendiri oleh tubuh. Inilah yang disebut proses detoksifikasi. Secara ilmiah, detoksifikasi merujuk pada proses normal tubuh untuk menetralkan dan membuang racun melalui hati, usus besar, paru, ginjal, dan kulit.
Hati memiliki peran kunci dalam menetralkan racun tubuh. Karena itulah, fungsi hati yang baik membuat proses detoksifikasi lebih optimal, khususnya dalam detoks narkoba. Begitu Anda bertekad berhenti memakai narkoba, mendetoksifikasi tubuh adalah cara terbaik untuk memulihkan kondisi dan sistem organ yang selama ini bekerja melebihi kapasitas.
Langkah paling awal untuk memulai detoks narkoba tentu saja dengan menghentikan konsumsi zat terlarang tersebut. Bagaimanapun juga proses detoksifikasi tidak akan bisa berlangsung mulus jika Anda masih aktif memakainya.
Semakin cepat Anda berhenti memakai, semakin cepat pula tubuh bersiap untuk membuang zat racun tersebut. Lebih lanjut, ada lima cara detoks narkoba yang bisa Anda lakukan untuk membersihkan tubuh dari zat racun.
1. Minum Air Putih
Detoks narkoba dengan air berarti Anda harus mengonsumsi air putih untuk membantu hati melakukan detoksifikasi dalam tubuh. Detoksifikasi ini dapat dilakukan dengan memastikan frekuensi minum air putih setiap hari dalam jumlah cukup dan terhindar dari dehidrasi.
Cara detoks narkoba ini dapat membantu untuk mengeluarkan zat-zat tidak berguna agar dapat keluar dari tubuh.
Dengan terhidrasi dapat membantu organ hati untuk bekerja dengan lebih efisien dalam melakukan proses detoksifikasi. Proses metabolisme tubuh secara keseluruhan juga menjadi lebih baik dengan hidrasi yang cukup.
2. Mengatur pola makan seimbang dan bernutrisi
Cara detoksifikasi zat adiktif berikutnya fokus pada pengaturan pola makan seimbang dan kaya nutrisi. Ketika seseorang merasa sehat dan bugar, kemungkinan kembali menggunakan narkoba lebih kecil.
Asupan nutrisi seimbang berperan penting untuk meningkatkan kesehatan tubuh dan psikologis. Coba awali dengan beberapa perubahan kecil tetapi signifikan, seperti:
- Makan teratur sesuai jadwal
- Mengonsumsi makanan rendah lemak
- Menyantap makanan dengan kandungan protein, karbohidrat, dan serat tinggi
- Minum suplemen vitamin dan mineral, khususnya yang mengandung B-complex, zinc, serta vitamin A dan C.
Selama detoks berlangsung, dehidrasi menjadi gejala yang umum. Pastikan pola makan seimbang ini dibarengi dengan kecukupan asupan cairan selama dan antara waktu makan. Seiring waktu, nafsu makan Anda pun akan kembali.
Bahkan, beberapa orang cenderung overeat atau makan berlebihan. Jaga nutrisi dengan menyantap makanan dan camilan sehat. Hindari makanan tinggi kalori tetapi rendah nutrisi, seperti junk food atau makanan yang terlalu manis.
3. Olahraga Rutin
Berolahraga rutin jadi cara terbaik untuk membangun ulang kebugaran tubuh selama detoks narkoba berlangsung. Dengan berolahraga, peredaran darah optimal dan jantung bekerja baik.
Beberapa penelitian menunjukkan olahraga dapat meringankan gejala depresi pada pengguna narkoba, serta memperkecil keinginan pengguna kembali memakai narkoba.
Olahraga di sini merujuk pada gerakan tubuh yang teratur, terencana, dan dilakukan berulang-ulang yang bertujuan membangun atau menjaga kebugaran tubuh.
Selama proses detoks narkoba, Anda bisa melakukan beberapa olahraga ringan, seperti gerakan aerobik (termasuk berjalan dan berlari) dan mind-body exercises (yoga dan tai chi).
4. Pemberian Obat Tertentu
Selain cara-cara di atas, pemberian obat dengan dosis tertentu juga kerap dilakukan. Contohnya, buprenorfin dan metadon yang diresepkan dalam dosis tertentu dan di bawah pengawasan dokter.
Kedua obat itu aman dan efektif mengobati kecanduan opioid ketika diberikan secara oral atau sublingual (di bawah lidah).
Buprenorfin dan metadon bekerja secara bertahap dan membuat kondisi otak stabil sehingga keinginan pengguna kembali mengonsumsi narkoba berkurang.
Dalam beberapa kasus penyalahgunaan narkoba, cara detoks narkoba ini bertujuan menstabilkan individu secara fisik dan psikologis. Jadi, proses rehabilitasi dapat beranjak ke tahap berikut, seperti pengobatan medis, terapi psikologis, maupun terapi lainnya
5. Mengubah Gaya Hidup
Proses detoks narkoba tidak akan berjalan mulus jika Anda tidak mengubah gaya hidup. Walau terapi hanya berlangsung beberapa bulan, pemulihan total membutuhkan usaha keras yang berlangsung seumur hidup.
Itu sebabnya, mengubah kebiasan sehari-hari berperan penting dalam mengantar Anda ke “babak kehidupan baru” yang bebas dari jerat narkoba.
Kegiatan rutin terjadwal selama fase detoks narkoba membuat Anda sibuk dan produktif sehingga mengurangi keinginan mengonsumsinya. Beberapa kebiasaan baru yang bisa memuluskan detoks narkoba antara lain:
- Kelola stres. Hormon kortisol yang memicu stres bisa mengganggu proses detoksifikasi dan memperlambat pemulihan jika Anda abai mengelola keadaan tersebut.
- Hindari konsumsi kopi dan rokok, dalam takaran tertentu konsumsi keduanya bisa memicu kecanduan Anda pada narkoba.
- Tidur cukup, sekitar 8-9 jam per hari untuk mengurangi stres dan menjaga imunitas tubuh.
- Pijat bisa menjadi cara tepat untuk relaksasi, mengurangi stres, dan merilis racun dari dalam tubuh.
- Libatkan keluarga dan teman guna mendukung proses pemulihan. Hindari lingkaran pertemanan yang “menjerumuskan” Anda pada narkoba.
Kecanduan narkoba memang kompleks. Namun, begitu Anda memutuskan berhenti, kondisi tersebut ini dapat diobati dengan melakukan beberapa hal, baik secara medis maupun psikologis.